Minggu, 18 November 2012

Derajat Seorang Isteri




1. Isteri Siddiqin
Isteri yang tidak akan meminta apa-apa dari suaminya sekalipun yang perlu (dharuri). Apa yang disediakan suaminya, dia terima dengan penuh malu dan bersyukur. Kalau ada, adalah. Kalau tidak ada, dia
bersabar. Tapi meminta tidak. Apatah lagi yang tidak perlu, kalau diberi pun dia tolak bahkan adakalanya yang perlu pun dia tolak dengan baik, dia lebih suka menolong suaminya. Itulah golongan yang bersifat orang yang Siddiqin. Golongan ini payah hendak dicari terutama di akhir zaman ini, macam hendak mencari belerang merah atau gagak putih. Ini adalah perempuan luar biasa.

2. Isteri Muqarrobin
Isteri yang tidak meminta dari suaminya kecuali yang perlu sahaja. Yang tidak perlu dia tidak akan memintanya bahkan kalau suaminya memberi yang tidak perlu dia tolak dengan baik. Tapi kalau yang diperlukan pun tidak ada, dia tetap sabar. Namaun dia tidak akan mendesak suaminya. Dia tetap bersabar dengan keadaan itu. Itulah golongan Muqarrobin. Golongan ini juga susah hendak dicari di zaman kebendaan ini, di zaman orang memburu dunia, di zaman orang memandang dunia adalah segala-galanya.


3. Isteri Solehin
Isteri yang meminta kepada suaminya yang perlu dan juga sekali-sekala meminta juga yang tidak perlu seperti ingin sedikit kehidupan yang selesa sama ada dari segi makan minum, tempat tinggal, kenderaan. Namun kalau suaminya tidak memberi, dia tetap sabar dan tidak pula menjadi masalah. Itulah dia golongan orang yang soleh.

4. Isteri Fasik
Isteri yang selalu sahaja meminta-minta bukan sahaja yang perlu, yang tidak perlu pun dia suka meminta-minta juga. Kalau diberi pun tidak pernah puas-puas, tidak pernah rasa cukup, sudah mewah pun tidak rasa cukup. Kalau tidak diberi menjadi masalah, dia merungut-rungut, marah-marah, sakit hati, merajuk hingga menjadi masalah dalam rumah tangga. Inilah dia golongan yang fasik. Isteri ini selalu sahaja derhaka dengan suami, apatah lagi dengan Tuhan.

Semoga Allah menyatukan hati-hati kita, menjadikan kita saling mencintai karena Dia; sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi Rasululllah saw bersabda:
“Di sekitar Arsy ada menara-menara dari cahaya. Di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari cahaya dan wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka bukan para nabi atau syuhada’. Para nabi dan syuhada’ iri kepada mereka. Ketika ditanya para shahabat, Rasulullah menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling bersahabat kerana Allah dan saling kunjung mengunjungi kerana Allah.

Wajah Ini Ternyata Cepat Sekali Berubah Ya ?

tadi sempat lihat kaca. ah... wajah ini ternyata cepat sekali berubah ya? kemarin serasa tenggelam dalam asyiknya main dengan teman2 sekampung. berlarian kesana kemari berhujan hujan tiada perduli teriakan orang tua yang nyuruh brenti.

wajah ini cepat sekali berubah ya? kemarin serasa tenggelam dalam kesibukan aktifitas sekolah yang menjemukan. tk, sd, smp, smu, kuliah... kenangan yang begitu cepat berlalu. ndak sadar kalo sekarang menjadi apa adanya aku sekarang.


wajah ini cepat sekali berubah ya? yang kemarin sibuk mencari kerja kesana kesini ndak nemu2. blusukan dari satu pabrik ke pabrik yang lain. saking puasnya nyari kerja tak perduli lagi dengan status sarjana yang disandang. idialismenya yang penting kerja. cepat sekali kenangan itu kini menggantung nun jauh di dalam fikiranku.


wajah ini cepat sekali berubah ya? ketika sibuk mencari pasangan hidup karena sudah merasa cukup buat bisa menghidupi sebuah keluarga, dapat pekerjaan yang layak, dan sudah mandiri tanpa orang tua lagi.ihtiar coba-coba sampai yang ndak coba-coba. dari yang mempunyai karakter sampai yang tidak berkarakter.dipertimbangkan hingga ndak tidur2. petualangan yang asyik.dan kenangan itu serasa sudah berlalu cepat sekali.


wajah ini cepat sekali berubah ya? ketika ternyata akhirnya aku menikah.pilihan yang tdk terlalu idialis (aku tau persis itu), namun alhamdulillah aku ndak sampe berlama-lama kenal, mengikat janji dan menikah cuma dalam sebulan. pengalaman berpacaran yang indah setelah menikah dibandingkan ihtiar coba-coba yang sempat aku lakukan dengan hasil yang kosong, menyedihkan, bahkan tragis plus sial. Hah.... kenapa aku lakukan kebodohan yang ndak perlu itu ya? no body perfect and live must go on..


wajah ini cepat sekali berubah ya? ketika impian banyak orang itu sudah aku lakukan.sore itu, kenangan mengejutkan datang. kehamilan istriku tercinta.jujur bingung, "kok bisa ya?" sungguh kenangan dimana antara teori sekolah dan kenyataan yang aku hadapi waktu itu, bikin aku berfikir kosong dan akhirnya berkata, "Ya Alloh... Engkau benar2 memberikanku keajaiban hidup kali ini". ah... kenangan hidup itu akhirnya bertambah lagi. aku tahu setiap orang hampir semua mengalaminya. ah... bodo amat! ini duniaku. kenangan itu aku sendiri yang mengalami.


wajah ini cepat sekali berubah ya?waktu itu, anakku akhirnya lahir! wuah,.. gue jadi bapak beneran nih?pengalaman yang aku sendiri merasakan antara yakin dan tidak yakin, walau itu sudah di depan mata!kutimang badan merah kecil itu, melantunkan adzan sebisaku karena menahan rasa tangis bahagia yang nyaris ndak bisa aku tahan. ah... kenangan yang begitu cepat berlalunya.


wajah ini... semakin rapuh kelihatannya ya? waktu itu aku mendengar satu per satu teman kuliah ada yang sakit lalu meninggal dunia.salah satu dari yang meninggal itu kebetulan menelphone aku sebulan sebelum "keberangkatannya". Jadi berfikir tentang persiapan terakhir soal hidup ya? ah... kenangan itu juga sekarang sudah 2 tahun yang lalu lewat difikiranku.


wajah yang tidak mungkin bisa terus menikmati masa kecil yang menyenangkan.

wajah yang tidak mungkin bisa terus menikmati masa remaja yang menantang hidup.
wajah yang tidak mungkin bisa terus menikmati masa tua yang mencoba menata hidup.

wajah ini tak lama lagi nanti akan lengkap hidupnya. entah siap atau tidak, entah senang atau tidak.


kelak, kenangan2 itu akan selalu dikenang. akan selalu menjadi lintasan irama hidup yang tidak mungkin pisah dari diriku sekarang.


ternyata hidup itu simple ya?

ternyata hidup itu singkat ya?

lamunanku pun buyar, ketika anakku menarik bajuku minta dibuatkan segelas susu untuknya.

sejenak tersenyum aku melihat wajah si kecil ini sambil bergumam dalam hati,..
sekarang gantian kamu nak, yang segera merajut kenangan2 itu nanti dalam petualangan hidupmu.
ayah cuma bisa mendoakanmu yang terbaik.
selamanya...


Jakarta, on November 2012

PENULIS : Risman Arif